Regulasi Terbaru Pendirian BPR 2025: Syarat, Tahapan, dan Standar Kepatuhan yang Harus Dipenuhi
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan salah satu lembaga perbankan yang paling dekat dengan masyarakat kecil, pelaku UMKM, serta sektor usaha mikro yang membutuhkan akses pembiayaan cepat dan mudah. Keberadaan BPR memiliki nilai strategis dalam pemerataan layanan keuangan, terutama di daerah yang belum dijangkau bank umum. Namun, pendirian BPR tidak bisa dilakukan secara sederhana. Setiap pelaku usaha harus mengikuti rangkaian regulasi ketat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), termasuk syarat modal, kelayakan pengurus, standar operasional, hingga kesiapan tata kelola yang terdokumentasi.
Karena menyangkut dana masyarakat, pendirian lembaga ini wajib melalui proses pendirian BPR yang cukup panjang dan memerlukan konsistensi dokumen. Artikel ini merangkum seluruh informasi penting mengenai regulasi terbaru tahun 2025, tahapan pengajuan izin, persyaratan modal, kesiapan operasional, hingga strategi agar proses pendirian BPR dapat disetujui regulator tanpa hambatan.
Sebagai referensi konsep umum, Anda dapat melihat gambaran mengenai perbankan melalui pranala berikut:
https://en.wikipedia.org/wiki/Bank
Serta konteks sistem keuangan pada pranala berikut:
https://en.wikipedia.org/wiki/Financial_system
Mengapa Pendirian BPR Diatur Sangat Ketat?
BPR memiliki kewenangan untuk:
- Menghimpun simpanan masyarakat
- Menyalurkan kredit skala kecil dan mikro
- Menyediakan layanan pembayaran sederhana
- Mengelola dana pihak ketiga
Karena fungsinya yang menyentuh sektor publik, regulator wajib memastikan keamanan dan stabilitas operasional setiap entitas. Oleh karena itu, proses pendirian BPR diatur secara ketat untuk melindungi kepentingan konsumen dan menjaga ketahanan sistem keuangan daerah.
BPR tidak diizinkan melakukan transaksi tertentu, seperti valas, kartu kredit, giro, atau layanan perbankan kompleks lainnya. Pembatasan ini bertujuan menjaga fokus bisnis dan meminimalkan risiko operasional.
Regulasi Terbaru Tahun 2025
Regulator memperkenalkan penyempurnaan aturan pendirian BPR pada 2025 dengan tujuan memperkuat struktur industri. Beberapa inti penguatan regulasi terbaru meliputi:
1. Standar Modal Minimum Disesuaikan Lokasi
Modal awal BPR kini tergantung pada zonasi daerah, tingkat ekonomi lokal, dan segmentasi pasar. Semakin besar wilayah operasional, semakin tinggi standar modal yang harus dipenuhi.
Penyesuaian modal dilakukan untuk meningkatkan ketahanan keuangan BPR sejak awal beroperasi.
2. Penguatan Tata Kelola dan Pemilik Saham
Regulator memperketat:
- Penilaian kelayakan direksi dan komisaris
- Transparansi asal-usul modal
- Integritas pemegang saham pengendali
- Mekanisme pelaporan tata kelola
Setiap calon pengurus harus lolos fit and proper test yang mencakup rekam jejak, pengalaman kerja, dan kapasitas manajerial.
3. Peningkatan Standar Kesiapan Operasional
Calon BPR wajib memiliki:
- Rencana bisnis minimal 3 tahun
- SOP lengkap untuk seluruh fungsi operasional
- Kebijakan mitigasi risiko
- Core banking system yang aman dan stabil
- Infrastruktur kantor sesuai standar keamanan OJK
Kesiapan operasional menjadi komponen penting dalam tahapan proses pendirian BPR.
Persyaratan Pendirian BPR Secara Lengkap
Agar pendirian BPR dapat disetujui, pemohon harus memenuhi persyaratan administratif dan teknis berikut.
A. Persyaratan Administratif
- Akta pendirian PT dengan kegiatan usaha BPR
- Modal disetor minimum sesuai peraturan terbaru
- Dokumen identitas pemegang saham, termasuk bukti kepemilikan
- Data direksi dan komisaris, meliputi:
- Riwayat hidup
- Rekam jejak pekerjaan
- Pernyataan integritas
- Rencana bisnis BPR mencakup proyeksi keuangan, strategi operasional, serta analisis risiko
- Struktur organisasi lengkap
- Surat pernyataan legalitas sumber modal
- Bukti kepemilikan atau sewa kantor yang memenuhi ketentuan
B. Persyaratan Teknis
- Dokumen manajemen risiko untuk kredit, operasional, kepatuhan, dan likuiditas
- SOP operasional lengkap, antara lain:
- SOP penghimpunan dana
- SOP kredit mikro
- SOP audit internal
- SOP layanan nasabah
- Sistem TI perbankan termasuk keamanan data dan backup
- Fasilitas fisik kantor seperti brankas, secure room, CCTV, dan data center
- SDM kompeten di posisi pengawas, operasi, dan kepatuhan
- Dokumen Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-PPT)
Setiap dokumen akan diperiksa secara ketat selama tahapan proses pendirian BPR.
Tahapan Resmi Proses Pendirian BPR
Proses pendirian BPR terdiri dari beberapa langkah utama yang harus dilalui secara berurutan sebagai berikut:
1. Pendirian Perseroan Terbatas
Pemohon harus mendirikan PT yang secara eksplisit mencantumkan kegiatan usaha BPR.
Akta pendirian harus memperoleh pengesahan dari Kemenkumham sebelum melanjutkan proses.
2. Pengurusan OSS-RBA
Karena tergolong sektor risiko tinggi, BPR memerlukan:
- KKPR (Konfirmasi Kesesuaian Pemanfaatan Ruang)
- Persetujuan lingkungan
- Perizinan lokasi
- Unggahan sejumlah dokumen komitmen
OSS-RBA adalah pintu awal menuju evaluasi oleh regulator sektor keuangan.
3. Pengajuan Persetujuan Prinsip ke OJK
OJK akan menilai:
- Kondisi modal
- Struktur pemegang saham
- Rencana bisnis
- Kompetensi calon pengurus
Jika sesuai, regulator menerbitkan persetujuan prinsip yang menjadi dasar menuju tahapan final.
4. Pemenuhan Kesiapan Operasional
Pada tahap ini, pemohon harus:
- Menyelesaikan penyusunan SOP
- Memastikan core banking system sudah siap
- Mempersiapkan SDM inti
- Melengkapi fasilitas kantor
- Menyusun kebijakan pengendalian risiko lengkap
Tahap ini menunjukkan kesiapan nyata BPR untuk mulai beroperasi.
5. Pengajuan Izin Usaha Final
Tahapan ini merupakan bagian kritis dari proses pendirian BPR. OJK akan:
- Memeriksa fisik kantor
- Menilai SOP dan kebijakan risiko
- Memastikan kesiapan SDM
- Menguji keamanan sistem TI
- Mengevaluasi kelayakan usaha
Jika seluruh syarat terpenuhi, izin usaha diterbitkan, dan BPR diperbolehkan beroperasi.
Tantangan yang Sering Ditemui dalam Pendirian BPR
Beberapa hambatan yang sering dialami calon pendiri antara lain:
• Ketidaksesuaian asal modal
Pemilik wajib membuktikan legalitas dana secara menyeluruh.
• Pengurus tidak lolos fit and proper test
OJK menilai rekam jejak profesional dan integritas secara mendalam.
• SOP belum memadai
SOP yang tidak detail atau tidak sesuai standar perbankan akan menghambat proses.
• Sistem IT tidak siap
Regulator sering menolak pengajuan karena sistem TI tidak memenuhi standar keamanan.
• Kantor tidak memenuhi standar teknis
Fasilitas pengamanan harus lengkap dan dapat diuji dalam inspeksi lapangan.
Memahami hambatan ini membantu pemohon menyiapkan semua elemen sebelum mengajukan proses pendirian BPR ke regulator.
Strategi Agar Pendirian BPR Disetujui Lebih Cepat
Untuk meningkatkan peluang keberhasilan, calon pendiri dapat menerapkan strategi berikut:
1. Menyusun SOP standar perbankan sejak awal
SOP harus logis, detail, dan sesuai praktik industri.
2. Memastikan manajemen puncak berpengalaman
Direksi dan komisaris berpengalaman akan memperkuat penilaian regulator.
3. Melakukan audit kesiapan internal
Audit sebelum pengajuan memastikan seluruh dokumen dan bukti telah siap.
4. Menggunakan tenaga ahli atau konsultan
Karena regulasi perbankan tergolong kompleks, melibatkan konsultan sangat membantu mempercepat proses.
Kesimpulan
Pendirian BPR pada tahun 2025 mewajibkan pelaku usaha untuk memenuhi standar permodalan, tata kelola, dan operasional yang semakin ketat. Regulasi terbaru menuntut transparansi modal, kesiapan teknologi, kelayakan pengurus, serta SOP yang sesuai standar perbankan. Dengan mengikuti tahapan yang telah dijelaskan—mulai dari pendirian PT, OSS-RBA, izin prinsip, hingga pengajuan izin usaha—pelaku usaha dapat melalui proses pendirian BPR dengan lebih percaya diri dan terstruktur.
Jika Anda membutuhkan pendampingan profesional dalam penyusunan dokumen, rencana bisnis, SOP, hingga proses pengajuan ke OJK, Hive Five siap membantu Anda dari tahap awal hingga penerbitan izin.
Kunjungi: https://hivefive.co.id




















