Memilih bentuk badan usaha bukan sekadar prosedur administratif — keputusan ini berpengaruh besar terhadap aspek legalitas, operasional, pajak, dan potensi pertumbuhan bisnis Anda. Di Indonesia, dua bentuk Perseroan Terbatas (PT) yang kerap dibandingkan adalah PT Perorangan dan PT Biasa.
Di artikel ini, Anda akan memahami perbedaan mendasar antara keduanya, kelebihan serta kekurangan masing-masing, dan bagaimana memilih yang paling sesuai dengan kondisi bisnis Anda. (Gunakan perbedaan PT Perorangan dan PT Biasa sebagai kata kunci internal yang ditegaskan).
Apa Itu PT Perorangan dan PT Biasa
PT Perorangan
- Diperkenalkan melalui reformasi regulasi (UU Cipta Kerja dan regulasi turunannya), PT Perorangan memungkinkan seseorang mendirikan badan usaha berbadan hukum hanya atas nama sendiri, tanpa harus punya mitra pendiri tambahan.
- Proses pendiriannya lebih sederhana: beberapa tahapan dapat dilakukan secara daring (online), tanpa kebutuhan akta notaris yang kompleks.
- Cocok untuk usaha mikro atau kecil yang dijalankan oleh satu orang atau pemilik tunggal dengan modal terbatas.
PT Biasa (PT Non-Perorangan)
- Bentuk PT tradisional yang telah lama berlaku di Indonesia, diatur oleh UU Perseroan Terbatas dan peraturan terkait.
- Memerlukan minimal dua pendiri atau entitas, penggunaan akta notaris, dan formalitas pengesahan oleh Kementerian Hukum dan HAM.
- Memiliki struktur korporasi yang lebih formal: bisa ada direksi, komisaris, rapat umum pemegang saham, dan skema pengelolaan yang lebih kompleks.
Peraturan dan Landasan Hukum
| Bentuk PT | Landasan Regulasi Utama | Catatan Penting |
|---|---|---|
| PT Perorangan | PP No. 8 Tahun 2021; Permenkumham No. 21 Tahun 2021; UU Cipta Kerja | Memungkinkan pendirian mandiri, aturan khusus pendaftaran & perubahan status |
| PT Biasa | UU No. 40 Tahun 2007 (tentang PT), UU Cipta Kerja (dan revisinya) | Struktur hukum yang sudah matang dan diakui luas dalam praktik bisnis |
Regulasi ini membedakan syarat pendirian, kewajiban administrasi, dan mekanisme perubahan status jika bisnis tumbuh.
Perbedaan Utama: PT Perorangan vs PT Biasa
1. Jumlah Pendiri
- PT Perorangan: cukup satu orang sebagai pendiri/pemilik tunggal
- PT Biasa: minimal dua orang atau entitas pendiri
2. Proses Pendirian
- PT Perorangan: lebih ramping, bisa dilakukan secara online tanpa akta notaris yang kompleks
- PT Biasa: melibatkan notaris, akta pendirian, persetujuan instansi terkait
3. Biaya Awal dan Operasional
- PT Perorangan: biaya relatif lebih rendah karena proses yang disederhanakan
- PT Biasa: biaya notaris, pengurusan formalitas, dan administrasi lebih besar
4. Struktur Organisasi
- PT Perorangan: struktur sederhana (biasanya pemilik langsung mengelola)
- PT Biasa: bisa membentuk direksi, komisaris, pemisahan tugas, dan mekanisme pengawasan
5. Kredibilitas dan Akses Modal
- PT Biasa lebih sering diandalkan oleh investor, lembaga keuangan dan mitra usaha besar karena struktur yang profesional
- PT Perorangan bisa terbatas jika ingin menarik investor luar atau melakukan ekspansi besar
6. Fleksibilitas Perubahan Status
- Seringkali memungkinkan untuk “naik kelas” — mengubah dari PT Perorangan ke PT Biasa ketika bisnis berkembang
- Namun, proses perubahan status membutuhkan pemenuhan persyaratan formal tambahan
Kapan Harus Memilih PT Perorangan
PT Perorangan ideal apabila:
- Anda baru memulai usaha sendiri tanpa mitra.
- Modal awal Anda terbatas.
- Anda ingin legalitas formal secara cepat dan praktis.
- Fokus utama adalah operasional sederhana, bukan ekspansi besar.
- Belum ada rencana mendatangkan investor eksternal dalam waktu dekat.
Jika suatu saat bisnis Anda tumbuh dan kebutuhan menjadi lebih kompleks, Anda bisa mempertimbangkan upgrade ke PT Biasa.
Kapan Memilih PT Biasa
PT Biasa lebih cocok apabila:
- Anda menjalankan usaha bersama rekan atau mitra.
- Ada rencana ekspansi skala menengah ke atas.
- Butuh struktur organisasi yang profesional dan terpisah.
- Ingin akses ke investor, pinjaman bank, atau peluang bisnis korporasi.
- Ingin citra dan kredibilitas yang lebih tinggi di mata calon mitra usaha besar.
Studi Kasus Singkat & Skema Pemilihan
Misalnya, Lina ingin memulai usaha jasa digital sendiri. Karena ia pengelola sendiri dan modal awal masih kecil, PT Perorangan bisa jadi solusi praktis. Namun setelah dua tahun, usahanya sudah berkembang dan ada calon investor. Saat itu, Lina bisa mengubah status ke PT Biasa agar struktur perusahaan lebih memadai untuk kebutuhan investor dan keuangan.
Atau, sebuah startup teknologi yang dibentuk oleh dua orang pengembang sejak awal mungkin lebih wajar langsung memilih PT Biasa agar struktur kepemilikan dan pembagian saham jelas sejak awal.
Tips Memaksimalkan Fungsi Badan Usaha
- Rencanakan dari awal: pikirkan visi jangka panjang dan kemungkinan pertumbuhan
- Pastikan kepatuhan administratif (laporan keuangan, pajak, izin usaha)
- Jangan takut untuk upgrade atau merubah status ketika kebutuhan bisnis berubah
- Libatkan konsultan legal atau akuntansi untuk membantu proses pendirian dan transisi
Kesimpulan & Penutup
Memahami perbedaan PT Perorangan dan PT Biasa sangat krusial agar Anda dapat memilih bentuk badan usaha yang paling sesuai dengan kondisi, visi, dan strategi bisnis.
- PT Perorangan unggul dalam kesederhanaan, kemudahan proses, dan biaya yang lebih ringan — cocok untuk usaha solo dan tahap awal.
- PT Biasa, meskipun lebih kompleks dalam pendirian, memberikan struktur, kredibilitas, dan fleksibilitas yang lebih baik untuk pertumbuhan skala besar dan kolaborasi profesional.
Ketika bisnis Anda sudah berada dalam fase ekspansi dan membutuhkan dukungan eksternal, PT Biasa menjadi opsi yang lebih menjanjikan. Namun memulai dengan PT Perorangan untuk menguji pasar tetap bisa menjadi langkah cerdas.
Jika saat ini Anda sedang mempertimbangkan bentuk badan usaha terbaik untuk bisnis Anda, Hivefive hadir untuk membantu. Kami menyediakan layanan konsultasi, pendampingan legal & administratif, serta suku cadang strategi bisnis agar usaha Anda bisa tumbuh sehat dan aman secara hukum. Hubungi tim Hivefive sekarang juga, dan wujudkan bisnis Anda sesuai visi tanpa repot administrasi.
