Panduan Lengkap Biaya Pendirian PT

Jualan Online Jalan di Tempat? Bisa Jadi Salah Harga!

Jakarta, Senin 26 Mei 2025 – Hive Five Literasi Bisnis | Sudah rajin posting di Instagram, ikut semua campaign di marketplace, bahkan pasang iklan, tapi penjualan tetap seret? Mungkin masalahnya bukan di produk atau promosinya, tapi di strategi harga. Banyak UMKM belum menyadari bahwa penetapan harga yang salah bisa menghambat pertumbuhan bisnis.

Harga Bukan Sekadar Murah, Tapi Harus Masuk Akal

Banyak pelaku UMKM berpikir, “Kalau mau laku, ya harganya harus murah.” Sayangnya, ini keliru. Harga terlalu murah bisa membuat produkmu terlihat murahan, tidak berkualitas, dan justru mengurangi kepercayaan pembeli.

Menurut riset dari PwC Indonesia, konsumen lokal tidak selalu memilih produk termurah. Justru 70% pembeli lebih memilih produk yang menurut mereka “worth it” yaitu seimbang antara harga dan kualitas.

Kesalahan Penetapan Harga yang Sering Dilakukan UMKM

1. Tidak Hitung Biaya Produksi Secara Menyeluruh

Banyak UMKM hanya menghitung bahan baku, tapi lupa memasukkan ongkos kirim, listrik, kemasan, waktu kerja, dan biaya operasional lain. Akhirnya harga jual terlalu rendah, dan bisnis tidak untung.

2. Terlalu Takut Bersaing

Melihat kompetitor jual lebih murah, lalu ikut-ikutan banting harga. Padahal produk kita punya keunggulan berbeda. Ini bisa membuat perang harga yang merusak pasar.

3. Tidak Ada Strategi Diskon

Diskon terus-menerus tanpa perhitungan bisa membuat bisnis tekor. Diskon harus jadi strategi, bukan kebiasaan. Contohnya: diskon terbatas untuk stok lama atau bundling produk.

Cara Menentukan Harga yang Sehat dan Menguntungkan

1. Hitung Modal Lengkap (COGS)

Tentukan total biaya produksi secara menyeluruh (Cost of Goods Sold). Masukkan : Bahan baku, Biaya tenaga kerja, Biaya listrik, air, sewa, dll, Kemasan, Biaya promosi dan distribusi.

2. Tentukan Margin Keuntungan

Setelah tahu total modal, tambahkan margin keuntungan. Margin ideal bisa berbeda tergantung produk, tapi rata-rata UMKM menetapkan 20–50%, tergantung nilai tambahnya.

3. Lihat Harga Pasar Sebagai Referensi

Lihat harga kompetitor, tapi jangan ditiru mentah-mentah. Jika kamu menawarkan nilai lebih (misalnya bahan organik, buatan tangan, atau customer service lebih cepat), kamu berhak pasang harga lebih tinggi.

4. Uji Pasar dan Fleksibel

Coba beberapa variasi harga untuk lihat respon pasar. Kalau terlalu sepi, bisa evaluasi apakah terlalu mahal atau komunikasi nilainya kurang jelas.

Jangan Malu Jual Lebih Mahal Kalau Produk Memang Layak

UMKM sering ragu untuk jual dengan harga yang mencerminkan kualitas. Padahal, pembeli cerdas tidak hanya cari murah, tapi cari nilai. Jika produk kamu handmade, premium, eksklusif, atau punya cerita unik komunikasikan itu! Jangan biarkan harga jadi satu-satunya nilai jual.

Kesimpulan

Harga bukan sekadar angka. Ia mewakili posisi brand kamu, persepsi konsumen, dan tentu saja kesehatan keuangan bisnis. Maka, jangan buru-buru banting harga hanya demi laku. Fokus pada strategi harga yang sehat, kompetitif, dan sesuai dengan nilai produk.

Hive Five News | Teman Strategi Bisnis UMKM Digital. Ikuti terus Hive Five untuk tips praktis dalam mengelola bisnis, dari strategi harga, branding, digital marketing, sampai urusan keuangan dan pajak.

Layanan Hive Five

HIVE FIVE

PROMO

Testimoni

Virtual Office

LIHAT LOKASI-LOKASI KANTOR VIRTUAL OFFICE