Izin Operasional Optik: Panduan Lengkap Sesuai Aturan OSS-RBA Terbaru
Mengapa Izin Operasional Penting untuk Usaha Optik
Membuka usaha optik berarti Anda tidak hanya berjualan kacamata, tetapi juga melayani kebutuhan kesehatan mata masyarakat. Karena itu, bisnis ini termasuk kategori usaha berisiko menengah hingga tinggi dan wajib memiliki izin operasional resmi dari pemerintah.
Dengan memiliki izin operasional optik, Anda tidak hanya memenuhi ketentuan hukum, tetapi juga meningkatkan kredibilitas usaha di mata pelanggan, mitra bisnis, dan lembaga kesehatan. Legalitas menjadi bukti bahwa layanan Anda memenuhi standar teknis, etika, serta keamanan dalam pelayanan kesehatan mata.
Dasar Hukum dan Regulasi yang Berlaku
Perizinan usaha optik diatur berdasarkan sejumlah regulasi nasional, antara lain:
- Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, yang menyederhanakan proses perizinan berusaha melalui pendekatan berbasis risiko.
- Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berbasis Risiko.
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 17 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan di Sektor Kesehatan.
Melalui sistem Online Single Submission – Risk Based Approach (OSS-RBA), usaha optik dikategorikan dalam sektor kesehatan dengan risiko menengah-tinggi. Ini berarti pelaku usaha wajib memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Sertifikat Standar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagai bentuk izin operasional yang sah.
Klasifikasi KBLI dan Ruang Lingkup Usaha Optik
Usaha optik terdaftar dalam KBLI 47721 – Perdagangan Eceran Alat Optik, mencakup kegiatan penjualan lensa, bingkai kacamata, alat optik presisi, serta perlengkapan penglihatan lainnya.
Jika usaha juga menyediakan layanan pemeriksaan mata dasar (refraksi), maka harus memiliki tambahan KBLI dari kategori jasa kesehatan.
Pemilihan KBLI yang akurat menjadi langkah krusial karena akan menentukan tingkat risiko, persyaratan teknis, dan instansi pembina yang berwenang. Hive Five sering membantu pelaku usaha memastikan klasifikasi ini agar proses izin berjalan cepat dan tanpa revisi.
Syarat Utama Izin Operasional Usaha Optik
Untuk mendapatkan izin operasional, pelaku usaha harus memenuhi kombinasi antara dokumen administratif dan standar teknis kesehatan. Berikut persyaratan umumnya:
- Akta pendirian badan usaha dan SK Kemenkumham (untuk PT/CV)
- Nomor Induk Berusaha (NIB) dari sistem OSS
- Denah lokasi dan daftar fasilitas optik
- Dokumen kepemilikan atau sewa tempat usaha
- Daftar tenaga refraksionis optisien (jika memberikan layanan pemeriksaan mata)
- Sertifikat kelayakan fasilitas dari Dinas Kesehatan setempat
- Surat pernyataan pemenuhan komitmen teknis di OSS
- Foto lokasi dan sarana penunjang pemeriksaan
Persyaratan tambahan dapat diberlakukan apabila usaha beroperasi di kawasan tertentu, seperti pusat perbelanjaan atau area layanan kesehatan terpadu.
Tahapan Mengurus Izin Operasional Optik di OSS-RBA
Berikut panduan langkah demi langkah untuk mengurus izin operasional optik berdasarkan regulasi terbaru:
1. Menentukan Bentuk Usaha
Pilih bentuk badan usaha seperti PT (Perseroan Terbatas), CV, atau usaha perorangan.
Untuk bisnis optik dengan potensi kerja sama dan ekspansi cabang, bentuk PT lebih disarankan karena memiliki perlindungan hukum dan fleksibilitas tinggi.
2. Registrasi dan Penerbitan NIB
Masuk ke portal resmi OSS di oss.go.id, buat akun pelaku usaha, dan lengkapi data badan usaha. Setelah verifikasi, sistem akan menerbitkan Nomor Induk Berusaha (NIB) sebagai identitas hukum resmi.
3. Pemilihan KBLI dan Pengisian Komitmen
Pilih KBLI 47721 atau tambahan KBLI dari sektor kesehatan jika menyediakan layanan refraksi.
Selanjutnya, isi pernyataan pemenuhan komitmen yang meliputi kesiapan sarana, tenaga ahli, dan standar teknis fasilitas.
4. Verifikasi Lapangan oleh Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan akan melakukan survei ke lokasi optik untuk memastikan fasilitas dan alat pemeriksaan sesuai standar. Jika hasil verifikasi dinyatakan layak, Kemenkes akan menerbitkan Sertifikat Standar Usaha Optik.
5. Pengaktifan Izin Operasional
Setelah sertifikat standar diterbitkan, pelaku usaha wajib mengunggah bukti pemenuhan komitmen di OSS.
Izin operasional baru dianggap aktif setelah sistem memverifikasi bahwa semua syarat administratif dan teknis terpenuhi.
Kewajiban Setelah Izin Terbit
Pemilik usaha optik memiliki kewajiban untuk menjaga standar operasional yang telah disetujui. Beberapa di antaranya:
- Menjalankan kegiatan usaha sesuai peraturan kesehatan
- Menyediakan tenaga ahli refraksionis optisien bersertifikat
- Melakukan pemeliharaan alat pemeriksaan mata secara berkala
- Melaporkan perubahan data usaha melalui OSS
- Menyimpan dan memperpanjang dokumen izin sesuai masa berlaku
Kepatuhan terhadap kewajiban ini menjadi bagian dari tanggung jawab hukum dan etika bisnis yang baik.
Peluang dan Tantangan Usaha Optik di Indonesia
Pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mata menjadikan sektor optik semakin menjanjikan.
Namun, banyak usaha yang belum memenuhi legalitas dan standar operasional, padahal izin resmi menjadi syarat penting untuk bekerja sama dengan dokter mata, klinik, rumah sakit, dan asuransi kesehatan.
Dengan legalitas lengkap, pelaku usaha juga berpeluang memperluas pasar melalui kemitraan atau pembukaan cabang di berbagai daerah.
Kesimpulan: Jalankan Usaha Optik dengan Legalitas dan Kepercayaan
Memiliki izin operasional optik bukan hanya kewajiban hukum, tetapi juga investasi jangka panjang dalam reputasi dan kepercayaan pelanggan.
Dengan mengikuti sistem OSS-RBA dan memenuhi persyaratan Kemenkes, pelaku usaha dapat menjalankan bisnis optik secara profesional dan berkelanjutan.
Jika Anda ingin mengurus izin operasional optik dengan mudah dan cepat, Hive Five siap membantu dari awal hingga izin terbit.
Mulai dari pendirian PT, pengurusan NIB OSS, hingga sertifikasi Kemenkes, semua dapat diselesaikan secara efisien oleh tim ahli.
Kunjungi hivefive.co.id untuk konsultasi dan pendampingan legalitas usaha optik Anda hari ini.
