Literasi Hive five – Apa Itu Cash Basis dalam Laporan Keuangan ? | Dalam dunia akuntansi, terdapat dua metode utama dalam mencatat transaksi keuangan, yaitu cash basis (basis kas) dan accrual basis (basis akrual). Meskipun akrual basis diakui secara luas oleh standar akuntansi seperti PSAK dan IFRS, metode cash basis masih banyak digunakan oleh pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) karena kesederhanaannya.
Apa Itu Cash Basis?
Cash basis adalah metode pencatatan akuntansi di mana pendapatan hanya diakui ketika kas benar-benar diterima, dan beban diakui saat kas benar-benar dibayarkan. Artinya, metode ini tidak memperhitungkan piutang maupun utang dalam laporan keuangan.
Metode ini tidak sesuai dengan PSAK, namun tetap dapat digunakan dalam konteks tertentu, terutama untuk entitas dengan transaksi sederhana. Sebagaimana dijelaskan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II Tahun 2018, metode ini umum digunakan pada sistem akuntansi pemerintah daerah dalam tahap awal sebelum transisi ke basis akrual.
Bagaimana Pendapatan dan Biaya Dicatat?
a. Pendapatan diakui hanya saat kas masuk, terlepas dari kapan barang atau jasa diserahkan.
b. Beban dicatat saat kas keluar, meskipun kewajiban pembayaran mungkin telah muncul sebelumnya.
Contoh konkret: Jika sebuah perusahaan membayar sewa gedung untuk 12 bulan sebesar Rp120 juta pada bulan Januari, maka seluruh beban sewa dicatat sekaligus di bulan Januari, tanpa memperhitungkan masa manfaat 12 bulan.
Keunggulan Cash Basis
1. Sederhana dan Mudah Dipahami :
Cocok untuk pelaku UMKM atau usaha mikro yang tidak memiliki staf akuntansi khusus.
2. Menggambarkan Posisi Kas Secara Nyata :
Memberikan pandangan langsung tentang berapa banyak kas tersedia pada waktu tertentu.
3. Efisien untuk Usaha dengan Arus Kas Harian :
Seperti bisnis ritel kecil, warung makan, atau jasa laundry, yang mengandalkan perputaran kas cepat.
Kekurangan Cash Basis
1. Kurang Akurat dalam Menggambarkan Kinerja Keuangan :
Tidak mencerminkan kewajiban dan hak perusahaan, sehingga bisa menyesatkan dalam pengambilan keputusan.
2. Tidak Sesuai dengan Standar Akuntansi yang Berlaku :
PSAK dan IFRS mensyaratkan penggunaan basis akrual dalam penyusunan laporan keuangan (PSAK 1, paragraf 27).
3. Berisiko Digunakan untuk Manipulasi Keuangan :
Penundaan pencatatan pengeluaran atau percepatan pendapatan dapat mengubah gambaran keuangan secara artifisial.
4. Tidak Menyediakan Informasi untuk Laporan Pajak Akurat :
Dalam konteks perpajakan, Direktorat Jenderal Pajak lebih mengacu pada prinsip akrual, terutama untuk pelaporan SPT Tahunan Badan.
Perbandingan Cash Basis vs Accrual Basis
Aspek | Cash Basis | Accrual Basis |
---|---|---|
Pengakuan Pendapatan | Saat kas diterima | Saat transaksi terjadi |
Pengakuan Biaya | Saat kas dibayar | Saat kewajiban timbul |
Kesesuaian dengan PSAK | Tidak sesuai | Sesuai |
Tingkat Akurasi | Rendah | Tinggi |
Kompleksitas | Rendah | Tinggi |
Digunakan oleh | UMKM | Perusahaan Menengah & Besar |
Penerapan Cash Basis
Menurut Government Finance Statistics Manual dari IMF dan dokumen Badan Pemeriksa Keuangan RI, metode cash basis masih digunakan di beberapa sektor, khususnya dalam akuntansi pemerintahan dan bisnis informal yang belum terintegrasi dalam sistem keuangan formal.
Kesimpulan
Cash basis merupakan metode akuntansi yang berfokus pada aliran kas aktual, menjadikannya ideal untuk pelaku usaha kecil dengan transaksi sederhana. Namun, bagi entitas yang ingin menyusun laporan keuangan sesuai standar akuntansi, metode ini kurang direkomendasikan. Hive Five menyarankan agar bisnis yang tengah berkembang segera mempertimbangkan transisi ke accrual basis untuk mendapatkan laporan keuangan yang lebih komprehensif dan sesuai regulasi.